Senin, 26 Maret 2012

HAKIKAT MANUSIA SBG MAKHLUK  INDIVIDU & SOSIAL
1.  PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA
  
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
  1. Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
  2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
  3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
  4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
  5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
  6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
  7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
  8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
  1. PSIKOLOGI DAN HUKUM PERKEMBANGAN ANAK (MANUSIA)
Psikologi adalah suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari sikap, tingkah laku atau aktivitas-aktivitas di mana sikap, tingkah laku, atau aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan. Objek Psikologi adalah Jiwa.
 Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.


  1. PERUBAHAN TINGKAH LAKU AKIBAT BELAJAR
Pengertian belajar dapat disimpulkam sebagai berikut :
  1. Dengan belajar itu belajar itu diharapkan tingkah laku seseorang akan berubah.
  2. Dengan belajar pengetahuan dan kecakapan seseorang akan bertarnbah.
  3. Perubahan tingkah laku dan penambahan pengetahuan ini di dapat lewat suatu usaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar adalah :
  1. Anak yang belajar meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
  2. Faktor dari luar :
    1). endogen :
    1. fisiologis (kesehatan fisik dan indra)
    2. psikologis :
      - adanya rasa ingin tahu.dari siswa.
      - kreatif, inovatif de akseleratif
      - bermotivasi tinggi.
      - adanya sifat kompetitif yang sehat
      - kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, aktualisasi diri, kasih sayang dan rasa memiliki.

    2). eksogen :
    1. instrumental (kurikulum, program, laboratorium)
    2. lingkungan (sosial dan non sosial)
Pusat berlangsungnya pendidikan adalah :
a. Keluarga.
b. Sekolah.
c. Masyarakat.

Ciri-ciri keberhasilan pendidikan pada seseorang dapat terlihat pada :
  1. Mengerti benar akan tugasnya dengan baik dan didorong oleh rasa tanggung jawab yang kuat terhadap dirinya serta terhadap Tuhan.
  2. Mampu mengadakan hubungan sosial dengan bekerja sama dengan orang lain.
  3. Mampu menghadapi segala perubahan dunia karena salah satu ciri kehidupan ialah perubahan.
  4. Sadar akan dirinya dan harga dirinya sehingga tidak mudah memperjualbelikan dirinya dan kreatif.
  5. Peka terhadap nilai-nilai yang sifatnya rohaniah.
Pribadi manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungan. Jadi kepribadian adalah suatu kesatuan psikofisik termasuk bakat, kecakapan, emosi, keyakinan, kebiasaan, menyatakan dirinya dengan khas di dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
 
Sedangkan peranan pendidik dalam pengembangan kepribadian adalah menjadi jembatan penghubung atau media untuk mengaktualisasikan potensi psikofisik individu dalam menyelesaikan diri dengan lingkungannya.



 MANUSIA SBG MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
  • 1. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL OLEH: MUHYI NURRASYID / G1C 010 012 FUJI ASTUTI / G1C 010 019 DEWI SINTA / G1C 010 024 INTAN GUMALASARI / G1C 010 037
  • 2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU‘Individu’Bahasa latin: individium (tak terbagi), suatusebutan yang dapat dipakai untukmenyatakan suatu kesatuan yang paling kecildan tak terbatas.Bahasa Inggris: in (tidak) dan devided(terbagi).Jadi, individu artinya tidak terbagi atau satukesatuan.
  • 3.  Manusia sebagai makhluk individu memiliki beberapa unsur seperti unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, serta unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan faktor fenotipnya. Kepribadian adalah hasil interaksi dari faktor genotip dan fenotip tersebut.
  • 4.  Sebagai makhluk individu manusia berperan untuk mewujudkan hal-hal sebagai berikut: ◦ Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya. ◦ Mengupayakan terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia. ◦ Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani. ◦ Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
  • 5. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL Manusia tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (berinteraksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Biasanya didasarkan pada kesamaan ciri atau kepentingan. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
  • 6. Manusia dikatakan sebagai makhluksosial, karena beberapa alasan, yaitu:◦ Manusia tunduk pada aturan dan norma sosial.◦ Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilaian dari orang lain.◦ Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.◦ Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
  • 7.  Faktor-faktor lain yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat antara lain: ◦ Adanya dorongan seksual, yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau jenisnya. ◦ Adanya kenyataan bahwa manusia adalah serba tidak bisa atau sebagai makhluk lemah. ◦ Karena terjadinya habit (kebiasaan) pada tiap- tiap diri manusia. ◦ Adanya kesamaan keturunan, kesamaan teritorial, nasib, keyakinan/cita-cita, kebudayaan, dan lain-lain.
  • 8.  Sebagai makhluk sosial manusia harus patuh terhadap norma-norma sosial yang tumbuh di masyarakat, antara lain: ◦ Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan untuk ummat-Nya. ◦ Norma kesusilaan atau moral, yaitu yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengerjakan kebaikan dan menjahui keburukan. ◦ Norma kesopanan atau adat, yaitu yang bersumber dari masyarakat atau dari lingkungan masyarakat yang bersangkutan. ◦ Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi yang pemberlakuannya dapat dipaksa.
  • 9.  Manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi- implikasi sebagai berikut: ◦ Kesadaran akan ketidakberdayaan bila manusia seorang diri. ◦ Kesadaran untuk senatiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain. ◦ Penghargaan akan hak-hak orang lain. ◦ Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial menjadikan manusia melakukan peran-peran seperti melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok, membentuk kelompok-kelompok sosial, dan menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tata tertib kehidupan kelompok.
  • 10. INTERAKSI SOSIAL Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik, saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi sosial terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok.
  • 11.  Faktor–faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial antara lain: ◦ Faktor imitasi, yakni suatu proses peniruan atau meniru. ◦ Faktor sugesti, yaitu suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. ◦ Faktor identifikasi, dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. ◦ Faktor simpati, perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.
  • 12.  Syarat–syarat terjadinya interaksi sosial sebagai berikut. ◦ Adanya kontak sosial ◦ Adanya komunikasi
  • 13. DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN SOSIAL Pandangan Individualisme ◦ Berpangkal pada konsep dasar bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. ◦ Pandangan invidualisme berpendapat bahwa kepentingan invidulah yang harus diutamakan. ◦ Pandangan ini lahir dari ideologi liberalisme. Pandangan Sosialisme ◦ Menyatakan bahwa kepentingan masyarkatlah yang diutamakan. Karena masyarakat merupakan entitas yang besar dan berdiri sendiri di mana individu-individu itu berada.


DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL
 
Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antarindividu, antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Apabila dua orang atau lebih bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan, bsia dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa dahsyat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan, hanya dengan bau keringat sudah terjadiinteraksi sosial karena telah mengubah perasaan atau saraf orang yang bersangkutan untuk menentukan tindakan. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadp sistem sarafnya sebagai akibat hubungan yang di maksud
Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut.
1. Pelakunya lebih dari satu orang
2. Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebiut dengan yang diperkirakan pelaku.
4. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi. Kontak sosial berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama, dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melalui telepon, telegram, surat radio, dan sebagainya.
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung, misalnya melalui telepon, radio, TV, dan sebagainya.
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu
1. Kontak antar individu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan budaya sekolah
2. Kontak antarindividu, dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di suatu kelas tentang suatu poko bahasan.
3. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas.
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Dengan tafsiran pada orang lain, seseorang memberi reaksi berupa tindakan terhadap maksud orang lain tersebut. Misalnya, jika anda melambaikan tangan dipinggir jalan atau halte bus maka salah satu bus yang lewat pasti akan berhenti, jadi, komunikasi merupakan proses saling memberi penafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang lain.
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan tas berbagai faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati, imitasi adalah proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap, perbuatan, penampilan, dan gaya hidup. Sugeti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti itu melaksanakan apa yang disegestikan tanpa sikap kritis dan rasional, identifikasi adalah upaya yang dilakukan individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu yang ditirunya. Proses identifikasi erat kaitannya dengan imitasi. Simpati adala prose kejiwaan seseorang individu yang merasa tertarik dengan individu atau kelompok karena sikap, penampilan, atau perbuatannya. Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi melaksankannya dengan secara kritis, rasional, dan tanggung jawab. Empati adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka.
Seperti telah dikemukakan diatas, bentuk-bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian. Secara luas, dapat dikatakan ada interaksi sosial yang sifatnya positif, yaitu mengarah pada kerjasama antrindividu atau antarkelompok. Interaksi sosial yng dimaksud interaksi soial yang bersifat asosiatif. Adapula interaksi sosial yang mengarah pada bentuk-bentuk pertikaian tau konflik. Interaksi sosial dimasud disebut dengan interaksi sosial yang bersifat disosiatif. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, seperti kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Interaksi sosial yang bersifat disasosiatif mencakup persaingan, kontroversi, dn permusuhan.
Dengn demikian, dinamika interaksi sosial yang terjadi dala kehidupan sosial dapt beragam. Dilihat dari jenisnya ada interaksi antarindividu, interaksi individu dengan kelompok, dan interaksi antar kelompok. Dilihat dari faktor penyebabnya, ada interaksi yang disebabkan oleh faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivsi, dan empati. Ada interaksi yang berbentuk pertentangan. Sedangkan jika dilihat dari sifat interaksinya, da interaksi yang asosiatif, interaksi disasosiatif.
Interaksi sosial merupakan kunci dri semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Manusia sebagai mkhluk sosial pastilah melkukan intraksi sosial dalam rngka hidup bersama.

Dilema antara kepentingan individu & kepentingan masyarakat


DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan yang dihadapi oleh setiap orang, yaitu kepentingan manakah yang harus saya utamakan?
Kepentingan saya selaku kepentingan individu atau kepentingan masyarakat selaku tempat saya tinggal bersama?
Persoalan pengutamaan kepentingan apakah individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang saling bertolak belakang. Kedua pandangan ini justru berkembng menjadi paham atau aliran bahkan idiologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarkat.

1.Pandangan individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Manusia sebagi individu adalah bebas, karena itu ia memiliki hak-hak yang tidak boleh dihalangi oleh siapapun. Apabila hk-hak itu terpenuhi maka kehidupan manusi kn terjmin dan bahagia. Masyrakat hanyalah kumpulan dari individu-individu. Jika individu-individu itu hidupnya bahagia dan sejahtera maka msyarakat pun akan sejahtera.
Pndanga individualisme berpendapat bahwa kepentingan individullh yng harus diutmakan. Kesejahteraan individu merupakan nilai kebaikan yang tinggi yangharus diperjungkan melalui persaman dn kebebasan. Jadi, yang menjadi sentrl individualisme adalah kebebasan seorng individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan idiologi leberlisme. Paham ini bisa disebut juga idiologi individualisme liberal.
Liberalisme berasal dari kata liber artinya bebas atau merdeka. Liberalisme adalah suatu paham yang ditegakkannya kebebasan setiap individu serta memandng setiap individu berada pada posisis yang sederajat dalam kemerdekaan dan hak-hak miliknya. Liberalisme menolak segala pengekangan terhadap individu. Liberalisme memberi kebebasan manusia ivuntuk bereaktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan sosilal budaya
Beberapa prinsip yang dikembangkan idiologi liberalisme adalah sebagai berikut
A. Penjaminan ha milik perorangan. Menurut paham ini, pemilihan sepenihnya berada pada peribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial
B. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersngkutan. Prinsip ini juga mengandung pengertian membiarkan setiap orang untuk melakukan setiap aktivitas untuk kepentingan sendiri. Pemenuhan akan kepentingan sendiri-sendiri diyakini akan membawa kemakmuran bersama.
C. Pemberian kebebasan penuh pada idividu. Individu adalah primer, sedangkan masyarakat adalah sekunder. Bila individu mendapat kebebasan dan kepuasan maka masyarakat akan mendapat kemakmuran.
D. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing

Liberalisme dlam bidang politik menghasilkan demokrasi politik, kebebasan berbicara, berpendapat, berserikat, dan perlunya jaminan hak asasi manusia. Liberalisme dalam bidang ekonomi menghsilkan kapitalisme dan pasar bebas. Sedangkan liberalisme dalam bidang sosial budaya adalah kebebasan individu untuk mengekspresikan sikap, perilaku, seni, dan budayanya. Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan atar individu, menurut paham liberalisme, kebebasan antarindividu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasa agar tetp menciptakan tertibnya penyelanggraan hidup bersama.

2. pandangan sosialisme
Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Masyarakat tidak sekedar kumpulan individu. Masyarakat merupakan entitas yang besar dan berdii sendiri dimana individu-individu berada. Individu dan dianggap dari sebagai alat dar mesin raksasa masyarakat. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Individu terikat pada komitmen suatu kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pandangan sosialisme bertolak belakang dengan pandangan individualisme.
Sosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Bahwa kepentingangan masyarakatlah yang utama, bukan individu. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik.
Dalam sejarahnya, sosialisme muncul sebagai reaksi atas faham individualisme liberalisme. Kebebasan individu yang diyakini dapat memaksimalkan pemenuhan kesejahtraan ternyata banyak menimbulkan ketidak adilan antarindividu itu sendiri. Individu yang memiliki kemampuan bisa sejahtera, tetapi individu yang tidak mampu akan tetap miskin dan semakin tersisih, dengan demikian, dalam masyarakat timbul ketidak adilan dan kesenjangan. Kelompok masyarakat seperti anak-anak, wanita, buruh, para pekerja hanya dieksploitasi oleh orang-orang yang mampu, terutama yang menguasai hak milik dan alat produksi dalam suatu masyarakat. Sosialisme muncul dengan makse kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh sistem leberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan.
Unuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Masyarakat yang lebih penting dari individu. Dalam sosialisme yang radikal/ekstrim cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi perorangan.
Paham individualism liberal dan sosialisme sama-sama tumbuh di eropa barat pada abad ke18-19. Individualisme di pelopori oleh para tokoh, antara lain jeremy betham, john stuart mill, thomah hobbes, john locke, rosseau, dan montesqueu, sedangkan pemikiran sosialis ditokohi oleh robert owen dari inggris (1771-1858), lousi blance, dan proudhon, idiologi marxisme termasuk dalam varian sosialisme, ajaran marxisme dipelopori oleh karl max (1818-18830
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat manusia. Dalm declaration of independence Amerika serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai mahkluk individu yang bebas merdeka, tidak seorang pun berhak untuk mencapuri hal pribadinya. Manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabatyang luhur. Sedangkan dalam menifesco komunikasi karl marx dan engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosilal semata. Menurut paham ini, manusia sebagai makhluk pribadi tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.
Lalu, bagaimana kita memposisikan diri atas kedua pandangan tersebut? Kepentingan manakah yang harus diutamakan, kepentingan diri (privat) atau kepentingan masyarakat (publik)? Pilihan hal tersebut sesungguhnya secara filosofi dapat kita kembalikan keoada kedua pilihan dari idiologi tersebut di atas.
Jika kita simak lebih jauh, kedua pandangan diatas mengidap kelemahannya masing-masing. Kebebasan perseorangan yang mnerupakan inti dari ajaran individualisme liberal dalam pelaksanaanya justru mengingkari ajarannya sendiri, yaitu pesamaan. Individualisme liberal dapat menimbulkan ktidak adilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme baik dalam bentuk lama maupun baru. Persaingan bebas akan memunculkan kesenjangan antara kaya dengan orang miskin. Liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial.
Sosialisme dalam bentuk yang ekstrim ( marxisme/komunisme), tidak menghargai manusia sebagai peribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan, dalam negara komunis, mungkin terjadi kemakmuran masyarakat, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin. Negara komunis mudh menjadi negara otoriter yang memasung hak-hak dasar manusia maupun warga negara.
Dalam negara indonesia yang berfalsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sift pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manurut pandangan filsafat pncasila, manusia adalah mahkluk individu sekaligus mahkluk sosial. Hal ini tidak sekedar menggabungkan dua pandangan (individualisme dan sosialisme) diatas, tetapi seara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai mahkluk individu sekaligus mahkluk sosial. Sekali lagi, manusia bukanlan makhluk individu dan sosial. Tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Frans magnis suseno, (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial dan sebagai individu manusia bermasyarakat.
Bung karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan “internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidu dalam taman sarinya internasionalisme” (risalah sidang BPUPKI-PPKI, 1998) paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri bangsa indonesia di ungkapkan dalam sila kedua mengungkapkan penghargan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki harkat dan martabat luhur, karena itu harus dihargi dan dijunjung tinggi, konkritisasi atas hal tersebut adalah adanya jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara. Sila ketiga mengungkapkan kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia yang perlu untuk diperjuangkan dan diletarikan. Bangsa indonesia memiliki prinsip menempatkan keoentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Namun demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbanrkan hak-hak dasar setiap wrga negara.


PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Manusia, mahluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:
  1. Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu menguasai mahluk lain.
  2. Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
  3. Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme yang hidupnya berdiri sendiri. Secara fisiologis ia bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan organik dengan sesama.
Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individum, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.
  • Manusia Sebagai Makhluk Individu
Setiap manusia memiliki kepribadian masing-masing. Kepribadian yang dimiliki seseorang membedakannya dengan yang lain. Kepribadian disebut juga dengan personality. Kepribadian adalah susunan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu, atau ciri-ciri watak individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khas. Individu berasal dari kata in devided. Dalam bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan.
Manusia lahir sebagai makhluk individu yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisahkan antara jiwa dan raga. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik tidak berbeda dengan makhluk hewani. Namun secara hewani ia sangat berbeda dengan makhluk hewani apapun. Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya.
Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik sendiri yang memiliki sifat, watak, keinginan dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya. Dengan akal yang dimilikinya, manusia bisa menciptakan sesuatu. Pada dasarnya, pola kelakuan antara manusia dengan binatang itu berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada :
* manusia : pola kelakuannya tidak hanya ditentukan oleh sistem organic biologic saja (akal dan jiwa), manusia itu cenderung memiliki pemikiran yang variatif.
* binatang : pola kelakuannya ditentukan oleh sistem organic biologic saja, binatang mempunyai pemikiran yang cenderung sama.
Tujuan dalam pemenuhan kebutuhannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam rangka mempertahankan hidup untuk hidup yang sejahtera. Manusia merupakan pribadi yang unik dengan pengetahuan yang dimilikinya. Adapun unsur-unsur kepribadian tersebut meliputi :
1. Pengetahuan, meliputi persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep dan fantasi.
2. Perasaan.
3. Drive (dorongan).
dalam memahami sesuatu pengetahuan tersebut akan menimbulkan sub-consious (bawah sadar) dan unconscious (tak sadar). Segala unsur-unsur pengetahuan tersebut seringkali hilang dalam kesadaran manusia akibat larut dan terpecah-pecah yang disebabkan akal sadar individu tidak lagi menyusun dan menatanya. Sikap seseorang dalam merespon sesuatu cenderung berbeda.
Manusia memiliki perasaan yang halus yang membedakannya dengan hewan. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif. Di zaman sekarang banyak manusia yang tidak mempunyai perasaan terhadap sesamanya. Itu semua dikarenakan akalnya tidak di fungsikan dengan baik. Setiap orang memiliki dorongan untuk mempertahankan hidup, sex, mencari makan, berinteraksi, meniru, berbakti dan menyukai keindahan.
Manusia Sebagai Makhluk IndividuIndividu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.
Menjadi orang yang bersifat individualis terkadang adalah suatu aib di dalam organisasi yang menuntut kerja sama tim. Para individualis ini cenderung tertutup dan mengerjakan sesuatunya seperti apa yang mereka inginkan. Tak jarang mereka ini menerobos anggota tim lainnya dan/atau segala prosedur standar organisasi apabila hal tersebut dirasa menganggu kinerja mereka. Alhasil, mereka cenderung dijauhi dan dicela oleh anggota tim lainnya. Namun demikian, perlu Anda ketahui semua bahwa :
1) Tidak semua orang terlahir dengan kemampuan sosial seperti Anda
2) Individualisme bukanlah hal yang buruk dalam tim maupun organisasi.

Tidak semua orang terlahir dengan kemampuan sosial seperti Anda
Mau tidak mau, anda harus mengakui bahwa semua orang tidak terlahir dengan kemampuan sosial seperti Anda sama halnya dengan semua orang tidak terlahir dengan kemampuan slam dunk layaknya Michael Jordan. Layaknya kemampuan olah raga, kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain bukanlah bakat lahir melainkan sesuatu yang perlu dipelajari oleh setiap individu dan melalui proses yang cukup lama serta dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Fakta lainnya adalah setiap orang memiliki apa yang saya sebut sebagai private room (ruang pribadi) masing-masing. Ruang pribadi ini adalah waktu bagi seorang individu untuk melakukan segala sesuatunya bagi diri mereka sendiri tanpa mengindahkan lainnya. Hanya saja, beberapa orang memiliki ruang pribadi yang lebih besar ketimbang lainnya sehingga mereka sering tampak 'individualis'.

Ketika Anda berbicara dengan para individualis ini, sebaiknya Anda menempatkan posisi Anda di sepatu mereka. Para individualis telah mengalami sejumlah peperangan selama hidup mereka, cukup untuk menyadari bahwa mereka 'berbeda' dan tidak semua orang mau menerima cara pandang mereka apa adanya jadi umumnya mereka ini memiliki pembawaan curiga, dingin, dan tidak bersahabat. Apa pun itu, ikuti dulu apa yang mereka bicarakan... Baru utarakan pendapat Anda secara baik-baik dan sopan kepada mereka.

Individualisme Bukanlah Hal yang Buruk dalam Tim Maupun Organisasi
Seorang individualis biasanya adalah seorang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Mereka berani melakukan segala sesuatunya sendiri adalah bukti tingkat kepercayaan diri mereka yang begitu tinggi. Kuncinya adalah bukan menyudutkan para individualis ini tapi tahu dimana menempatkan mereka! Tempatkanlah mereka dalam suatu bidang kerja spesifik yang tidak mengharuskan mereka bekerja sama dengan anggota tim lainnya. Bidang kerja spesifik ini dapat berupa pembuatan proposal kerja sama sampai kepada dealing dengan client. Para individualis ini biasanya memiliki tingkat kinerja yang di atas rata-rata ketimbang anggota lainnya karena motivasi dan ambisi mereka untuk selalu lebih hebat daripada yang lainnya.

Satu hal yang perlu diketahui oleh Anda bahwa seorang individualis tidak pernah cocok bekerja dalam tim TAPI bukan berarti mereka tidak cocok menjadi bawahan Anda atau bahkan pemimpin Anda! Faktanya mereka biasa melakukan segala sesuatunya sendiri dan sangat yakin dengan hasil kerja mereka. Ketika ada orang lain yang ditugaskan untuk membantu mereka, para individualis ini cenderung menganggapnya sebagai 'penghalang' saja.

Sebagai bawahan Anda, Anda akan mendapatkan kinerja yang sangat optimal dari seorang individu. Dan sebagai pemimpin Anda, Anda akan mendapatkan seorang pemimpin yang berapi-api yang senantiasa mengarahkan Anda untuk mencapai 'kesempurnaan' dalam bekerja.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial dalam Kepentingan Masyarakat
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
B. Interaksi Sosial dan Sosialisasi
1. Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut
a. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
b. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau ped
oman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
c. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
d. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Pengertian Interaksi Sosial di masyarakat
Interaksi sosial adalah suatu kontak hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain atau dapat dikatakan juga sebagai hubungan timbal balik. Dalam interaksi sosial terdapat proses sosial yang menjadi faktor utama dalam berlangsungnya suatu interaksi sosial antara sesama manusia. Proses sosial menurut Gillin & Gillin adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila antar individu atau kelompok itu saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang sudah ada. Dapat disimpulkan Proses Sosial adalah pengaruh dari segi kehidupan dari kehidupan yang satu ke segi kehidupan yang lainnya.
Syarat Interaksi sosial
Tiga syarat Interaksi Sosial;
  1. Adanya kontak sosial (social contact)
Kontak sosial merupakan hubungan antar individu atau kelompok yang saling berinteraksi satu sama lain. Kontak sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: 1) Kontak sosial secara langsung, terjadi apabila pemberi pesan memberikan pesannya langsung kepada penerima pesan baik dengan atau tidak menggunakan alat komunikasi.
2) Kontak sosial tidak langsung, terjadi jika pemberi pesan menyampaikan pesannya melalui pihak ketiga.
  1. Adanya Komunikasi
Interaksi atau hubungan antara individu dengan individu lain dengan bahasa yang ada dimasing-masing daerah dan dimengerti dalam suatu kelompok interaksi manusia tersebut. Unsur pokok komunikasi adalah komunikator (orang yang menyampaikan pesan) dan perasaan atau pikiran kepada pihak lain.
3. Tindakan sosial
Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan seseorang karena dipengaruhi atau dalam rangka mempengaruhi orang lain. tindakan semua manusia yang dinyatakan sebagai tindakan sosial. Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu;
  • Tindakan rasional instrumental; tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan cara dan tujuan.
  • Tindakan rasional berorientasi nilai; tindakan yang berorientasi pada nilai yang ada dalam masyarakat.
  • Tindakan tradisional; tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional.
  • Tindakan ofektif; tindakan oleh seseorang atau kelompok yang berdasar pada emosi.
Faktor pendorong Interaksi
- Imitasi
Imitasi adalah meniru gaya orang lain, dari sikap, gaya, cara berfikir, kemampuan, dll.
- Sugesti
Sugesti adalah mempengaruhi seseorang atas suatu pandangan, pemahaman, sikap.
- Simpati
Simpati adalah ketertarikan seseorang terhadap orang lain seolah – olah orang itu merasakan hal yang sama.
- Empati
Empati adalah rasa simpati yang mendalam yang mampu memberikan pengaruh kejiwaan.
Bentuk – bentuk Interaksi
  1. Interaksi antara individu dengan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun interaksi negatif. Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan itu merugikan satu pihak atau keduanya.
  1. Interaksi antara individu dengan kelompok
Interaksi ini juga bisa terjadi secara negatif maupun positif. Bentuk interaksi sosial individu bermacam-macam sesuai situasi dan kondisinya.
  1. Interaksi antara kelompok dengan kelompok
Interaksi ini terjadi sebagai satu kesatuan, bukan kehendak pribadi.
Selain ketiga tersebut diatas ada juga bentuk Interaksi sosial asosiatif dan Interaksi sosial disasosiatif.
ü Interaksi Sosial Asosiatif adalah interaksi sosial yang terjadi menuju terbentuknya persatuan. Interaksi sosial asosiatif ada 4 macam, yaitu:
  1. Kerjasama (coorperation), usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama.
  2. Akomodasi, ialah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi sosial untuk meredakan pertentangan. Bentuk akomodasi a.l : Koersi (penyelesaian konflik melalui proses yang dipaksakan). Kompromi (kedua belah pihak saling mengalah). Arbitrasi (penyelesaian konflik melalui pihak ketiga). Toleransi (saling menghormati). Ajudikasi (penyelesaian konflik melalui pengadilan). Konversi (salah satu pihak mau mengalah dan menerima pendirian pihak lain)
  3. Akulturasi, ialah proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima kebudayaan lain tanpa hilangnya kebudayaan itu sendiri.
  4. Asimilasi, proses sosial peleburan budaya sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal milik bersama
ü Interaksi sosial Disasosiatif, ialah bentuk interaksi sosial yang mengasilkan perpecahan. Disasosiatif ada 3 bentuk, yaitu:
  1. Persaingan ialah perjuangan yang dilakukan kelompok atau individu untuk memperoleh kemenangan.
  2. Kontravensi ialah proses sosial yang diantara persaingan dan konflik
  3. Konflik ialah pertentangan antar perorangan atau kelompok akibat perbedaan paham atau kepentingan.
Interaksi Sosial dalam Masyarakat
Masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan antar manusia yang menghuni suatu wilayah geografis yang mempunyai kebudayaan dan lembaga-lembaga yang hampir sama. Masyarakat dipandang sebagai organisme dan mekanisme. Secara singkatnya menjelaskan hubungan antara individu dengan sekumpulan masyarakat. Dalam organisme, individu kolektivitis yaitu kepentingan keseluruhan didahulukan atas kepentingan individu. Individu hanya memiliki kebebasan sedikit. Solidaritas antar anggota masyarakat juga begitu kuat. Sedangkan masyarakat mekanisme lebih bersifat idividuallistik, lebih mementingkan peranan diri individu.
Keindividuan dan kemasyarakatan merupakan dua aspek kehidupan manusia yang sama dalam interaksi. di satu pihak individu tidak sama sekali bebas terhadap masyarakat dan di pihak lain masyarakat tidak sama sekali bebas terhadap individu.
Masyarakat terdiri dari jaringan relasi-relasi antar orang yang menjadikan mereka bersatu. Masyarakan bukan hanya sekedar bayangan dalam kepala saja atau teori. Melainkan masyarakat itu nyata dan memiliki sejumlah pola perilaku yang disepakati bersama. Masyarakat berinteraksi antar anggota maupun individu. Masyarakat memiliki dorongan untuk mencari kebutuhan, tujuan dan kontak dengan orang lain dengan cara komunikasi. Komunikasi sebagai bentuk interaksi melalui bahasa dan simbol-simbol. Dalam komunikasi, manusia saling pengaruh-mempengaruhi timbal balik sehingga terbentuklah pengalaman ataupun pengetahuan tentang pengalaman masing-masing yang sama. Karenanya Komunikasi menjadi dasar daripada kehidupan sosial , ataupun proses sosial.
Pada dasarnya kehidupan interaksi sosial itu terdiri dari aksi dan reaksi yang diciptakan individu atau kelompok yang sudah tidak terhitung banyaknya. Pihak yang terlibat akan menyesuaikan diri dengan salah satu pola perilaku yang kolektif.kesatuan yang berasal dari penyesuaian diri itu disebut sebagai kelompok atau masyarakat. Individu dikatakan sudah bermasyarakat jika mereka sudah saling mempengaruhi. Misalnya memberi salam sesuai adat dan akan dibalas salam. Baru dengan demikian dapat dikatakan individu sudah menjalkankan perilaku kolektif. Mereka dirangkaikan satu menjadi masyarakat.
Relasi-relasi aktif dalam masyarakat antara orang yang berkelompok atau masyarakat tidak semuanya sama. Relasi dapat berupa sekumpulan masyarakat paguyuban dan patembayan yang lebih bersifat fungsional dan rasional. Masyarakat paguyuban adalah hubungan yang bersifat kepribadian dan menimbulkan ikatan lahir batin. Sedangkan masyarakat patembayan adalah hubungan yang bersifat tidak ada kepribadian untuk mencapai unsur kebendaan. Contohnya, Persero, PT, dll.
Kesatuan – kesatuan interaksi sosial tidak hanya berbentuk dari relasi. Demi tercapainya suatu strukturalisasi dan interaksi sosial yang sehat, maka kritik, oposisi, dan sikap iri hati diperlukan seperti adanya kesesuaian paham, partisipasi dan persahabatan. Oposisi dan iri hati pada dasarnya disikapi sebagai suatu hal yang negatif. Namun oposisi disini diletakan pada suatu hal yang positif demi ter wujudnya suatu interaksi. Sebagai contoh persaingan individu dalam bidang ekonomi dan politik. Persaingan merupakan salah satu bentuk konflik, tetapi kalau dilihat dalam bentuk interaksi, persaingan merupakan relasi yang mempermainkan peran positif bagi seluruh anggota masyarakat.
Tidak semua kesatuan sosial mempunyai lama waktu dan intentitas yang sama. Disini menyangkut juga seperti penjelasan diatas tentang masyarakat paguyuban dan patembayan. Ada kelompok yang mempunyai kadar frekuensi interaksi yang tinggi tetapi ada juga yang rendah. Tergantung dari anggota individu yang menjalani sesai dengan interaksi yang ada
Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Sebagai makahluk individu,manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia .setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula.Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya,baik potensi jasmani maupun potensi rohani
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. artinya manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain.manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain .kebutuhanakan lain dan interaksi sosisl membentuk kehidupan berkelompok pada manusia.
dalam dimensi individu,muncul hak-hak dasar manusia,kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi -implikasi:
a. kesadaran akan ketidak berdayaan manusia bila seorang diri
b. kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
c. penghargaan akan hak-hak orang lain
d.ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial hendaknya manusia memiliki kepribadian,yang dimaksud dengan kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang di bangun oleh perasaan,pengetahuan dan doronga
n
Manusia tidak bisa hidup tanpa memerlukan bantuan dari orang lain. ini yang disebut manusia sebagai makhluk sosial. tanpa bantuan dari orang lain kita tidak bisa hidup bersosialisasi. contohnya saja ketika kita sakit dan ketika saat kita meninggal.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena karakter setiap manusia berbeda-beda. setiap manusia tidak memiliki sifat yang sama. dan manusia mempunyai dorongan untuk saling berinteraksi dengan orang lain. karena dengan bantuan dari orang lain, manusia bisa saling berkomunikasi, bisa mengembangkan potensi dan kreatifitas, bertukar informasi dengan orang lain.
Manusia sebagai makhluk sosial didalam individu, maksudnya adalah setiap manusia yang mempunyai karakter atau ciri khas tersendiri. manusia juga dikatakan sebagai makhluk individu yang mempunyai suatu kepribadian di dalam dirinya. kepribadian tersebut dapat dilihat dari etika bermoral dan bermasyarakat.
Sehingga dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa sudah jelas manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri dan manusia pun mempunyai karakteristik atau kekuatan masing-masing dalam dirinya keduanya saling keterkaitan dalam berbagai hal dalam kehidupan.

Senin, 12 Maret 2012

HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

22OKT
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
• Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilaSi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
• Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
• Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
• Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
REFERENSI:
– http://ridwan202.wordpress.com/
– http://arikaka.com/manusia-dan-kebudayaan/
– http://fourthrottle16.blogspot.com
– http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya